Senin, 14 Mei 2012

Process of My New Jobs

Gambar diunduh dari http://coachirina.files.wordpress.com

Semua ini diawali tanpa sengaja, ketika menerima sebuah tawaran bbm dari sebuah teman untuk melamar di sebuah klinik kecantikan. Pas dilihat, lokasi, gaji, waktu, dll -pokoknya semuanya- cocok dengan saya. Sebenarnya, tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa pada akhirnya saya akan bekerja di bidang kecantikan. Di antara teman kuliah (yang tentunya sekarang sudah menjadi dokter), kecantikan adalah salah satu bidang populer. Tapi saya sama sekali tidak berminat, sampai datanglah bbm teman saya itu.

Alasan utama saya melamar di klinik tersebut adalah rasa bosan, lelah, dan jemu di klinik 24 jam. Selama 1 tahun bekerja di klinik 24 jam, mulai terasa efek sampingnya dalam hidup saya. Ibarat pemakaian obat secara kronis, lama-lama saya merasa tubuh ini sudah 'overdosis'. Bawaannya malaise (letih,lesu,lemas) yang tak kunjung hilang, dan setiap waktu istirahat saya habiskan dengan rasa lelah dan hanya ingin bermalas-malasan di tempat tidur. Akibatnya, produktivitas saya berkurang. Emosi pun menjadi labil, dan iritabilitas saya sudah sangat mengganggu kehidupan saya. Kalau ada pasien tengah malam, sudah tak bisa saya terima dengan senang hati. Terkadang bahkan sambil mengumpat dan kalau si pasien berniat berlama-lama, saya akan segera menyudahi pembicaraan.



Puncaknya terjadi di akhir Maret, dimana saya merasa tak sanggup lagi jaga 24 jam. Langsung satu minggu saya libur jaga, dan apa yang saya lakukan? Hanya berdiam diri di rumah. Biasanya kalau libur, saya pergi hang out bareng teman, atau nonton ke bioskop, ke salon untuk ini-itu (haha .. salon adalah salah satu hal menyenangkan dalam hidup), sampai berjalan-jalan mengitari kota Bogor. Tapi selama seminggu ini, tak setapakpun saya keluar dari rumah. Bawaannya terlalu lelah. Menikmati sore hari yang tenang di balkon kamar saya, menatap pohon hijau di depan rumah saya, dan merasa ... it's a life. Yup, peaceful life that I always want as long as I live.

Seminggu berlalu, n saya harus kembali kerja. Bukannya merasa segar dan merindukan suasana kerja, saya malah semakin merindukan hari-hari dimana saya bisa tidur tenang tanpa gedoran dari pasien tengah malam, bisa tidur di kasur rumah dimana punggung saya tidak sakit ketika bangun keesokan harinya, bisa mandi di kamar mandi rumah dimana saya tidak perlu memakai sendal jepit untuk masuk ke kamar mandinya. Hal-hal kecil yang remeh, tapi amat teramat sangat saya rindukan.

Karena semua itu, maka saya mencoba melamar di klinik kecantikan tersebut. Satu bulan lamaran saya 'dianggurkan'. O y selain itu saya melamar di 2 rumah sakit dekat Bogor, tapi panggilan wawancara dalam kurun waktu tersebut pun tidak datang-datang. Selama bulan Maret, makin merasa hopeless n sempat berpikir 'Apakah akan jadi begini hidup saya? Berakhir sebagai dokter jaga 24 jam?'

Tanpa terduga, di awal April, panggilan wawancara di rumah sakit datang. Namun mengingat panggilannya sangat mendadak, dimana besoknya saya harus muncul untuk wawancara dengan kondisi tidak tahu dimana rumah sakitnya, saya tolak panggilan itu. Eh, panggilan untuk klinik kecantikan dari teman saya pun datang. Nah, kalau yang ini, sangat cocok. Panggilannya 3 hari sebelumnya, sehingga saya bisa mengatur jadwal saya untuk mencari dokter jaga pengganti.

Saat wawancara di klinik kecantikan itu, besar sekali harapan saya untuk diterima. Maka segala daya dikerahkan. Mulai kembali membaca buku tentang penyakit kulit, sampai berpenampilan serapi n sebaik mungkin.Creambath, manicure-pedicure privat oleh nyokap saya, sampai memakai dress untuk tampil. Yup, karena di klinik kecantikan penampilan pun harus prima (yang dulu menjadi salah satu alasan saya untuk tidak tertarik pada kecantikan). Total 5 jam saya habiskan waktu untuk persiapan (n memang merupakan 5 jam yang menyenangkan), ternyata wawancara hanya berlangsung 15 menit. N huplaa ... saya diterima! Hari itu juga, irama rutinitas saya berubah. Saya mulai pelatihan setiap hari di klinik setiap tidak jaga, n beberapa kali saya memberi waktu jaga 24 jam saya ke orang lain karena harus pelatihan.

N peliknya, selama pelatihan, saya masih memegang posisi sebagai koordinator klinik 24 jam tersebut. Terkadang, ada dokter yang tidak bisa jaga, sehingga langsung saya kelimpungan mencari penggantinya. Bahkan saking jarangnya saya di klinik 24 jam tersebut, pernah saya tawarkan hari jaga yang sudah terisi pada 2 orang. Haha ... untungnya admin di sana mengingatkan saya.

Selama itu juga, datang tawaran jaga klinik umum (tapi cuma 4 jam) dari salah satu gereja di dekat rumah saya. Dulu, beberapa kali saya pernah berpraktek di tepat itu juga, tapi hanya sebagai dokter pengganti. The problem is, hari saya jaga di klinik kecantikan itu sama dengan hari jaga di klinik yang ditawarkan itu. Tapi untunglah, ternyata waktunya masih bisa diatur. Yang satu pagi, yang satu siang. Memang sehari itu saya akan 'travelling' ke dua klinik n berkelana dari pagi sampai malam, tapi itu masih bisa diterima oleh tubuh saya. Setidaknya saya masuk jam 8 pagi, selesai jam 7 malam, n setelah itu saya bebas merdeka.

Mulai minggu lalu, resmilah saya berpraktek sebagai dokter kecantikan di klinik tersebut. Suasananya sejauh ini nyaman. Yang paling saya suka adalah jam kerja yang santai (jam 1-jam 7), tidak harus berhubungan dengan .. maaf, bau penyakit ( jarang sekali orang sakit datang ke dokter dengan memakai parfum, tetapi pasien klinik kecantikan justru penuh dengan aroma parfum), lokasi klinik yang dekat rumah (saya hanya perlu menghabiskan waktu 15 menit untuk berangkat dari rumah, bahkan terkadang bisa berjalan kaki saat pulangnya), dan beberapa perawatan gratis (seperti facial, peeling, teknologi laser, dll). Cuma sekarang, tiap hari saya harus berdandan bak merak mau memamerkan bulunya, memakai baju-baju 'lumayan' saya yang selama ini terpinggirkan sejak saya pulang ke Bogor, ditambah memakai assesoris ini itu. Untung hal itu terjadi hanya selama 2 hari dalam seminggu, dan selebihnya saya bisa tampil bebas (red : semau gue :p)

Mengenai klinik satu lagi di dekat rumah (yang cuma 4 jam itu) menurut 'bisikan' dari teman saya yang merekomendasikan saya, katanya seh diterima. Tetapi menunggu kepulangan saya dari travelling ke Karimunjawa. Yup, akhir Mei ini saya akan travelling (yipiiii ... ) ke sebuah pulau yang bernama Karimunjawa. Pulau itu bisa dicapai dari Semarang. Konon, pemandangan pulau itu sangaaaaattt indah, baik di darat maupun di laut. Tidak sabar untuk menikmati keindahannya.

So, welcome my new jobs, my new journey, ... n my next travelling!  \(^o^)/ \(^o^)/ \(^o^)/


2 komentar:

  1. Yupp, emang galau ya kalau hidup 24 jam :). Di sini gw juga begini. Btw ditunggu oleh olehnya dari karimun jawa hehehehe

    BalasHapus
  2. haha ... cie2 yang lagi galau di menjalin sanaa ... galau 7x24 jam dong selama setahun ke depan .. selamet d yaa .. oleh2 nya tar cerita ttg karimunjawa n foto2 yang bakal bikin elu mupeng beratt .. wkwkwk .. :)

    BalasHapus

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/