Rabu, 08 Januari 2014

Snorkeling Gili (Lombok) vs. Karimunjawa



Snorkeling adalah salah satu hal yang membuat ketagihan. Baru dua kali saya snorkeling, dan dua-duanya, pengalaman yang sangat berkesan untuk saya. Biarpun kegiatannya sama : snorkeling, banyak sekali perbedaan antara tempat satu dengan tempat lainnya. Karena saya pergi di bulan yang sama, yakni bulan Mei (bulan yang bagus untuk bepergian mengarungi laut, karena umumnya arus ombak lebih tenang pada bulan tersebut), maka  saya rasa kegiatan snorkeling di dua tempat yang pernah saya jajaki ini bisa dibandingkan.

O iya, dulu saya  pribadi sempat bertanya, apa bedanya snorkeling dan diving? Kita lihat bedanya yuk ..

Snorkeling (selam dangkal /skin diving) adalah kegiatan menyelam di permukaan air, dengan mengenakan peralatan berupa snorkel dan masker selam. Snorkel adalah peralatan selam berupa selang berbentuk huruf J dengan pelindung mulut di bagian ujung sebelah bawah, berfungsi sebagai jalan masuk udara ketika bernapas dengan mulut tanpa harus mengangkat muka dari permukaan air. Kegiatan snorkeling tidak memerlukan pendidikan khusus selain menguasai cara bernapas dengan mulut melalui snorkel

Scuba diving  (selam dalam) adalah penggunaan alat pernapasan bebas untuk berada bawah air dalam waktu lama untuk penyelaman rekreasi / profesional. Biasanya penyelam berada di kedalaman air cukup jauh sehingga memerlukan tabung oksigen untuk cadangan udara.  Untuk bisa melakukan kegiatan diving, seseorang harus mengikuti pelatihan khusus dan memiliki sertifikat. 

(definisi diambil dari Wikipedia)

Nah, setelah tahu beda snorkeling dan diving, saya sudah memutuskan : snorkeling saja cukup, tidak perlu mencoba diving. Diving merupakan salah satu kegiatan yang saya takuti, karena sebagai dokter, saya tahu akibat apa saja yang bisa timbul dari penyelaman yang salah. Komplikasi yang ada cukup menyeramkan, apalagi saya pernah menulis artikel tentang itu. Malah saya yang jadi parno sendiri. 

Untuk  membandingkan bedanya snorkeling di Karimunjawa dan Lombok, saya bahas dari beberapa sisi mengenai pengalaman snorkeling saya di dua tempat tersebut.


Taste Snorkeling di Karimunjawa

Letak snorkeling : Karimunjawa sendiri merupakan sebuah kepulauan, jadi sebenarnya kegiatan snorkeling tidak di pulau utama Karimunjawa-nya. Kita naik speed boat ke tengah laut antara pulau-pulau kecil di sekitar pulau utama, setelah itu terjun bebas di tengah laut.

Kuat arus ombak : Jarak antar pulau berdekatan, jadi ombaknya relatif tenang.  Bisa fokus pada kegiatan snorkeling tanpa takut terbawa arus. Perasaan lost in d middle of somewhere tidak ada, karena pulau satu dengan yang lainnya masih dapat dilihat dengan jelas walaupun dari tengah laut.

Paket manusia : Waktu di Karimunjawa, paket manusia kami 8 orang. Pemandu selamnya 2 orang. Jadi 1 orang mengawasi 4 orang, dan sangat sangatlah memadai menurut saya. Karena  baru pertama kali melakukan snorkeling, saya masih agak bingung dan perlu menyesuaikan diri dengan snorkel dan maskernya. Perlu belajar bernafas di dalam air dan memakai masker dengan benar agar air laut tidak masuk mulut dan mata. Di Karimunjawa juga rasanya enak bergerak ke sana kemari karena tidak perlu khawatir bertabrakan dengan penyelam lain.

Pemandu selam : Dengan sedikitnya jumlah orang yang harus diawasi, pemandu selamnya bisa memberikan panduan dan arahan secara lebih terperinci. Saat lagi snorkeling pun, pemandunya benar-benar memperhatikan. Pernah saya mual di tengah laut, langsung si pemandu menggerek saya kembali ke perahu. Kalau kami sudah memasuki daerah yang ‘berbahaya’ (di luar spot snorkeling yang sebelumnya mereka tandai), langsung disusul oleh pemandu dan diarahkan ke tempat yang aman.

Keamanan : Di Karimunjawa keamanan super terjamin. Saat berada di boat, kami diharuskan memakai jaket pelampung, Begitu pun saat snorkeling.

Pemandangan terumbu karang : Kata teman saya, pemandangan terumbu karang di Karimunjawa kalah dibandingkan pulau Pramuka. Menurut saya pribadi, rata-rata sama antara satu spot dengan spot yang lain. Warna-warni yang muncul tidak terlalu bervariasi; sebagian besar adalah hijau, kuning, ungu. Namun komunitas ikannya cukup banyak dan tidak takut manusia. Sering sekali mereka berseliweran di sekitar kita. Jadi kalau mau difoto sedang berenang di tengah ikan-ikan, banyak sekali kesempatan fotonya.

Foto : Paket yang saya ambil sudah termasuk foto underwater dan file gratis yang bisa ditransfer ke usb, jadi foto penyelaman perdana saya super banyak.

Harga : Karena mengambil paket wisata Karimunjawa backpacker, saya tidak tahu berapa harga pastinya hanya untuk snorkeling.. Rp 650.000 kami keluarkan untuk tiket kapal Karimunjawa-Jepara pp, penginapan homestay 4 hari 3 malam, makan 3x sehari, dan paket snorkeling lengkap (penyewaan boat, peralatan snorkeling, dan pemandu selamnya).

Taste Snorkeling di Gili (Lombok)

Jujur saja, saat snorkeling di Lombok saya sempat shock. Sangat berbeda dengan snorkeling di Karimunjawa.

Letak snorkeling : Tempat snorkelingnya sama dengan Karimunjawa, yakni di tengah laut antar pulau. Hanya saja di Gili itu hanya ada 3 pulau besar sejauh mata memandang, dan jarak antar pulau cukup jauh. Perasaan lost in d midlle of somewhere kerasa banget. Abis pulaunya dilihat dari lokasi snorkeling kok jauh banget y? Selain itu, lautnya lebih dalam di Gili. Perahu wisata yang kami naiki dilapisi kaca tembus pandang di bawahnya, jadi bisa melihat sebera jauh kedalaman lautnya. 

Arus ombak : Ombaknya jauh lebih kencang daripada Karimunjawa, jadi lumayan terbawa arus. Biarpun saya bisa berenang dengan cukup luwes, tenaganya tidak cukup untuk melawan arus. Itu yang bikin serem. Kalau gak ada teman pribadi yang bisa bilang kalau kita ketinggalan, takut juga terbawa arus tanpa sadar dan ditinggal pergi ke spot selanjutnya.

Paket manusia : Di sana, 30 orang ditemani 2 pemandu. Jadi 1 pemandu untuk 15 orang. Efektif? Ya enggaklah. Begitu nyebur, saya merasa seperti anak ayam kehilangan induk.  Karena rame pisan, pas snorkeling udah seperti ikan sarden. Ke sana sini terbatas dan pasti nabrak orang. Tapi spot snorkelingnya di sini lebih luas, jadi memang pintar-pintarnya kita mencari-cari tempat yang enak. Pasti yang lebih berpengalaman snorkeling lebih bisa mencari spot yang lebih enak. 

Keamanan : Karena Gili salah satu pulau dimana bulenya banyak banget, dan mereka memang jauh lebih berani, sudah tidak ditawarkan lagi saat naik boat untuk memakai jaket pelampung. Kita yang harus request jika ingin memakai jaket pelampung. Kelihatannya lautnya dangkal, tapi pas dibawa ke tengah laut, woaalaaa … dalaaammm… serem juga awalnya nyebur biarpun sudah memakai jaket pelampung. Kalau waktu itu saya tidak memakai jaket pelampung, mungkin saya batal snorkeling karena takut tenggelam.

Pemandu selam : Karena banyak penyelam, si pemandu juga tidak bisa mengawasi dengan seksama.  Kemungkinan salah satu penyelam pergi terlalu jauh tanpa diketahui si pemandu bisa saja terjadi. Saat beranjak ke spot selanjutnya, saya tidak melihat pemandu menghitung jumlah orang.

Pemandangan terumbu karang : Soal pemandangan terumbu karang, di Lombok jauh lebih indah. Lebih berwarna warni dan variatif. Hanya saja ikannya tidak berseliweran di sekitar kita, mungkin karena lautnya lebih dalam. Kita hanya bisa memandang dari atas tanpa pernah terkena badai ikan. Yang unik dan menurut saya keren abis, di satu spot ada pemandangan kapal karam. Di Singapura kapal karam hanya bisa dilihat di dalam pameran display (museum Marine Santosa Island), tapi di sini kita bisa melihat langsung on d spot.

Foto : Tidak ada foto underwater kalau public snorkeling di Gili. Paket manusianya jauh lebih ramai daripada Karimunjawa, jadi mau dibuatkan foto pun susah. Belum tentu semua orang bisa terfoto.

Harga : Untuk paket snorkeling saja, saya dan teman memakai snorkeling public yang ramai dijajakan di kios Gili Trawangan. Waktu itu tidak sempat mengecek harga, karena keterbatasan waktu. Untuk snorkeling termasuk makan siang 1x, seorang dikenakan biaya Rp 120.000. Untuk biaya hidup di Gili Trawangan, menurut saya lebih mahal daripada di Karimunjawa. Di sini sudah masuk taraf bule dan jauh lebih ramai she ..  

So, saya mencoba membuat tabel kesimpulan dari apa yang telah dibahas di atas :  

Faktor
Karimunjawa
Lombok
Arus ombak yang tenang
+

Keindahan terumbu karang

+
Variasi Ikan

+
Keamanan
+

Harga
Relatif
Relatif

Ada kelebihan dan kekurangan di masing-masing tempat snorkeling. Tapi saya suka kok snorkeling di dua-duanya. Hanya saja, untuk snorkeling perdana, saya lebih menganjurkan Karimunjawa. Setelah berpengalaman, barulah menjajal Gili. Yang pasti, saya masih ingin menjajal tempat snorkeling lain seperti Derawan (Kalimantan), Wakatobi (Sulawesi), dan siapa tahu .. bisa sampai Raja Ampat Papua.  

2 komentar:

  1. Info yang sangat bermanfaat!
    Ayo bagi yang belum ke karimun jawa silahkan kunjungi http://karimunjawamenjanganresort.com

    BalasHapus
  2. Cerita snorkling yang menarik. Yuk ke karimunjawa. Buka http://karimunjawamenjanganresort.com

    BalasHapus

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/