Alkisah, ada sebuah debu yang 'terdampar' masuk dalam Kerang Raksasa. Debu itu berada dalam tubuh Si Kerang. Si debu yang tidak tahu mengapa dia bisa di sini, sangat ketakutan. Ruangan itu begitu gelap, tidak ada cahaya ke mana dia harus pergi. Tidak seperti yang dulu, ketika dia bebas bermain di laut. Sekarang dunianya hanya sejengkal. Tadinya dia bisa berpergian ke mana saja, tetapi sekarang dia terperangkap dalam tubuh Kerang tersebut.
Debu sungguh tidak tahan. Berulang kali ia mengeluh karena bosan dan merasa tidak enak dengan proses pembentukan itu. Dia ingin bebas, ingin bermain ke luar, ingin berada dalam lautan tak terbatas. Tetapi Kerang itu tidak menghiraukan protes si Debu. Kerang itu menutup telinga terhadap jeritan Debu.
Debu pun makin sebal dengan si Kerang. Debu itu mulai berusaha membuat Si Kerang melepaskannya dengan mengatakan hal-hal yang tidak enak, menggelitik tubuh si kerang, sampai berlarian ke sana kemari dalam tubuh Kerang, untuk membuat si Kerang merasa tidak nyaman. Tetapi Kerang tidak pernah melepaskannya. Kerang itu terus membentuknya, n terus menerus membentuknya sampai rupa si debu tidak dikenali lagi. Debu itu telah berganti rupa menjadi suatu bulatan yang sangat berharga. Sebuah mutiara baru telah lahir.
Debu pun makin sebal dengan si Kerang. Debu itu mulai berusaha membuat Si Kerang melepaskannya dengan mengatakan hal-hal yang tidak enak, menggelitik tubuh si kerang, sampai berlarian ke sana kemari dalam tubuh Kerang, untuk membuat si Kerang merasa tidak nyaman. Tetapi Kerang tidak pernah melepaskannya. Kerang itu terus membentuknya, n terus menerus membentuknya sampai rupa si debu tidak dikenali lagi. Debu itu telah berganti rupa menjadi suatu bulatan yang sangat berharga. Sebuah mutiara baru telah lahir.
*********
Seperti dalam cerita di atas, kita adalah debunya. Kita ini debu yang dibentuk dan terus dibentuk untuk menjadi suatu mutiara. Tapi dalam prosesnya, mungkin kita sebagai debu merasa tidak enak. Merasa proses tersebut yang membosankan dan menyakitkan. Tapi tahukah? Yang paling merasa sakit itu bukanlah debunya. Yang paling sakit adalah kerangnya.
Seperti kerang tersebut, Tuhan juga merasa sakit saat memproses kita. Saat kita mengeluh dalam prosesnya, saat kita sudah tidak sanggup melangkah maju, saat kita merasa sendirian dan kesepian, n saat tak terhingga lainnya yang membuat Tuhan pun menangis karena melihat kita menderita. Tapi Tuhan tidak menyerah. Apapun keadaan kita, Dia tidak pernah menyerah.
Di Thanksgiving Thursday kali ini, gue mau bersyukur karena Dia tidak pernah menyerah, sekalipun kita sudah menyerah akan diri kita sendiri! Bersyukur karena Dia mau untuk selalu dan akan selalu membentuk kita, sekalipun itu menyakiti-Nya!
(Ingin tahu cerita 'Thanksgiving Thursday' yang lain? Ayo, klik di sini)
Hikkss... sedih baca postingan ini T__T
BalasHapusTapi, kalo dipikir - pikir gue banget neh, kadang gue juga nyerah sama diri gue sendiri, jatuh lagi, jatuh lagi...
Tapi dari dulu Tuhan selalu ingetin gue and selalu angkat gue lagi, dia gak prnah nyerah sama keluhan n kesalahan yang gue lakuin berulang - ulang :)
@eternal_love : bener banget sis .. wkwk .. thx y 4 your comment. :D
BalasHapusbtw, call me melisa aj =D gak usah eternal love,,, hihihihihi
BalasHapusSimpel, tapi nampar..*ngaca
BalasHapus@Melissa : siapp sis! Btw, kimmy lucu loo .. bikin gemes.. haha .. :D
BalasHapus@ Lasma : yooo! *merasa senasib sepenanggungan
;D like this
BalasHapusI'm glad u like it .. :)
HapusTerharu ;_;
BalasHapusHehehe~ salam kenal :D baru pertama kali kasih komen :D Gbu~
Salam kenal juga .. :) Thx so much 4 your comment. I'm waiting for your next comment. Gbu 2 .. :D
Hapus