Selasa, 27 Maret 2012

Doctor as Kindergarten Teacher


Di tengah kebosanan menjalani praktek sehari-hari (yup, kadang-kadang dokter pun bisa jenuh lho!), maka ketika ada tawaran untuk menjalani pekerjaan yang lain, saya langsung menerimanya. Sebenarnya, semua bermula dari broadcast message dari teman saya yang menanyakan adakah di antara teman sejawat dokter yang berminat untuk memberi presentasi ke anak-anak sebuah TK di Pluit, Jakarta Cuma untuk satu hari (waktu presentasi kurang lebih 2 jam).

Pas sekali, pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat itu, di tengah kebosanan dan AC kamar jaga dokter d klinik yang mati (yang panasnya sungguh bisa membuat sekarat), di tengah broadcast tengah malam itu saya memutuskan untuk menerima pekerjaan itu.

Waktu pun berlalu, dan di sela-sela waktu libur (tidak praktek), saya membuat bahan presentasi untuk anak TK tersebut. Tentunya bahan dan cara penyajian untuk anak TK berbeda dengan penyajian ke teman sejawat ataupun anak sekolah lainnya. Tapi dalam hati saya sempat berpikir, "Apa susahnya she presentasi ke anak TK? Kasih aja gambar warna-warni, animasi, dll … gampang!" Yup, intinya saya meremehkan. Akibat meremehkan ini, saya mendapat pelajaran berharga. Sekali-kali jangan pernah meremehkan apapun, walaupun keliataanya guampangg ..( -_-')

O y, satu kendala yang agak berat tapi saya anggap remeh juga keharusan melakukan presentasi dalam bahasa Inggris. Omoo .. Saya memang bisa menulis dalam bahasa Inggris dengan lancar, tetapi berbicara di depan umum dalam bahasa Inggris? Mengingat kemampuan public speaking saya yang agak parah, hmm .. Ini agak memberatkan. Tapi sekali lagi saya berpikir, "Apa susahnya seh bicara Inggris ke anak TK? Justru bisa belajar untuk ngomong ke orang dewasa. Apalagi dulu pernah juga kok presentasi beberapa kali ke teman sejawat (red : konsulen dan teman koas) dalam bahasa Inggris." Jadi maju terus biarpun agak gentar. Cuma keinginan merasakan Jakarta, mendapat pengalaman kerja yang lain, dan menghindari kebosananlah yang membuat saya berani dan pantang mundur.

Di hari H yang ditentukan, saya pun pergi ke Jakarta naik kereta api. Jam 5 pagi. Sehari sebelumnya, kebanyakan nonton film seri sehingga tidak melatih cara penyajian. Disitulah letak kesalahan fatal saya. Datang dengan bersemangat (sungguh semangat 45), n begitu dihadapkan dengan para murid, paniklah langsung saya … I can't get their attention. It's so bad!!! Mereka jadi ribut sendiri n lari ke sana kemari. Selain itu, kegugupan saya rupanya terlihat sekali, sehingga mungkin tanpa sadar anak-anak pun merasakannya dan menjadi makin heboh. Sungguh malu rasanya saat itu, di mana imej seorang dokter yang selalu terlihat penuh percaya diri dapat begitu minder, padahal di hadapan anak TK.

Presentasi itu terdiri dari 4 sesi. Sesi pertama paling parah, mungkin karena saya agak kaget langsung berhadapan, dan rasa-rasanya anak dari sesi 1 yang paling aktif (red : bandel). Wkwk … 1/2 excuse. Makin lama makin bisa beradaptasi, tapi teuteup ajaa .. Merasa gagal memberi yang terbaik. Karena persiapannya dikacaukan menonton film seri. Hehe ..

Yah, kesimpulan yang didapat itu : mengajar anak TK ternyata susah juga y .. Widih, pas dilakoni sendiri, keblinger sendiri.. Saya pribadi merasa praktek sebagai dokter lebih gampang. Mungkin memang karena kebiasaan y .. Semua yang dijalani dengan kebiasaan, akhirnya menjadi ke-bisa-an. Yup, practice makes perfect!

So, jangan pernah meremehkan apapun y, sekalipun kelihatannya hal tersebut gampang, tapi ternyata, justru karena 'gampang' itu yang bisa bikin kita tersandung! -(^0^)-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/