Jumat, 08 November 2013

Prinsip Jodoh versi Alkitab

Jodoh! Di jurnal lain saya merangkum beberapa prinsip soal jodoh menurut pendapat saya (silakan buka di sini). Di sisi lain, saya juga penasaran apa seh kata Alkitab soal perjodohan ... Pertanyaan saya mencakup when, who, why ...

Kapan saat munculnya?
Orang yang seperti apa yang akan menjadi pasangan kita?
Untuk apa seh kita berpasangan?

Lalu terpikir untuk membuka Alkitab dan langsung saya membuka kitab Kejadian yang memuat soal jodoh pertama di dunia .. Ya, Adam dan Hawa ... When n who saya terjawab dari ayat ini ..

Bagaimana seh kronologisnya kalau di kisah cinta Adam dan Hawa?



1. Inisiatif soal pasangan itu dari Tuhan 

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya (Kej 2 : 18)

Sebelum ayat ini, saya menelusuri ayat-ayat sebelumnya. Pas dibaca, ternyata tidak ada satu katapun dari Adam yang meminta pada Tuhan soal jodoh. Tuhanlah yang awalnya menyadari, bahwa Adam itu butuh pasangan. Dari sini saya mengambil kesimpulan, harus datang dari Tuhanlah ide soal jodoh. Harus ada inisiatif dan keputusan Tuhan kalau kita memang memerlukan pasangan hidup. Selama keputusan itu belum ada, usaha kita mencari jodoh hanya akan sia-sia. Sia-sia bisa berarti : tidak dapat-dapat sampai membuat kita putus asa, atau malah  hasil akhirnya tidak baik karena tidak sesuai dengan waktunya Tuhan .. 

2. Sebagai penolong yang sepadan

Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. 
(Kej 2 : 18)

Di bagian ini ditulis, untuk apa dan seperti apa seh jodoh yang Tuhan mau?
Untuk apa? Untuk menolong. Menolong dalam hal apa? Saya rasa menolong untuk lebih dekat kepada Tuhan. Sebagai penolong untuk mengarahkan pasangannya ke jalan yang benar, sesuai yang Tuhan mau. (tapi ini pendapat saya pribadi y)

Seperti apa jodoh yang Tuhan mau bagi kita? Sepadan?
Jujur, sampai sekarang saya masih tidak tahu bagaimana sepadan yang dimaksud dalam Alkitab. Ditulis dalam bahasa Inggris, "suitable".. Nah, suitable dalam hal apa? Menurut saya, suitable yang berarti seiman Tapi seiman yang bagaimana? Tidak ada takaran jelas soal itu.
(kalau dari saya seh, seiman memang mutlak, tapi ada beberapa kriteria lagi untuk bisa dianggap sepadan; tapi kriteria itu tergantung pendapat masing-masing)


3. Mengerjakan bagian kita di dunia 
Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya ..
(Kej 2 : 19)
Setelah Tuhan menyadari Adam perlu pasangan, apakah Tuhan langsung menciptakan Hawa? Tidak! Malahan Ia memberi pekerjaan kepada Adam. Ya, menamai segala makhluk. Dari sini saya melihat, tahapan menuju mendapat pasangan itu adalah mengerjakan bagian kita di dunia. Dengan kata lain, apa misi kita di dunia?

Buat apa seh? Kenapa gak langsung dikasih pasangan aja?
Menurut saya, dari sini Tuhan ingin melihat, apakah kita bertanggung jawab dengan misi dalam hidup? Kalau mengerjakan misi saja tdak bertanggung jawab, bagaimana bisa bertanggung jawab kepada Tuhan soal pasangan? Bagaimana Tuhan bisa yakin kalau kita akan menjaga pasangan kita kalau mengerjakan bagian sendiri aja gak bisa?  

4. Rasa sadar dari manusia

 ...tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 
(Kej 2 : 20) 

Setelah Adam menamai semua makhluk, dia baru menyadari, dia sendiri yang tidak memiliki pasangan. Dari sini juga, harus ada kebutuhan dari manusia untuk memiliki pasangan. Kalau ia merasa tidak atau belum butuh, saat pasangan itu datang bisa saja ia MEMILIH untuk melewatkannya. Apalagi jaman sekarang, dimana banyak anak muda yang lebih memilih karir dibandingkan menikah.

Nah, 4 hal ini yang saya tangkap dari Alkitab dalam urusan perjodohan ala Tuhan ... Tentunya ada banyak perikop lain dalam Alkitab yang membicarakan soal perjodohan, cuma di sini saya hanya membahas berdasarkan versi Kejadian.

Semoga bisa menjadi renungan buat yang lagi bingung soal jodoh! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/