Rabu, 19 Februari 2014

Ekonomi Ceria Versi Cindy

Dari buku Smart Traders Not Gamblers yang saya baca, dibahas soal Cash Flow Quadrant ( Robert T Kiyosaki). Ada empat tipe individu dalam sebuah sistem bisnis : karyawan, wiraswasta, pebisnis sejati, dan investor.

Diunduh dari http:www. financialplanningpeak.blogspot.com

Dari dulu, keluarga saya adalah keturunan wiraswasta. Entrepreneur ‘one man show’. Ada beberapa di antara kami yang bekerja sebagai karyawan, namun kami selalu mencari pekerjaan yang bisa sejalan dengan bisnis entrepreneur kami, atau kalau tidak dapat, setidaknya tidak mengganggu usaha pribadi kami.

Suatu ketika, ketika bisnis pribadi saya sudah berjalan 1 tahun, saya membaca artikel yang sangat menarik di Kompas. Saya lupa tanggal berapa, tapi saya ingat itu adalah hari Minggu. Memang artikel hari Minggu di Kompas selalu paling menarik dibandingkan hari-hari lainnya.

Saat itu dibahas soal pengusaha yang juga dosen di Binus menerapkan suatu sistem yang beliau sebut ‘Ekonomi Ceria’. Di situ beliau membuat usaha kaos yang membagi kegembiraan ke orang lain karena humor/ sarkasme cerdas yang tertulis di kaos tersebut, yang bisa membuat orang lain tertawa. Namun, ekonomi ceria beliau tidak sebatas hanya pada customer. Beliau juga memperlakukan karyawannya dengan baik, seperti fleksibilitas jam kerja asal kerjaan beres, adanya waktu libur yang memadai, gaji yang pas, sehingga karyawannya betah.

Prinsip ekonomi ceria itulah yang membuat saya benar-benar berkesan. Sejak itu saya mulai mencari peluang bagaimana bisnis saya bisa menerapkan ekonomi ceria itu. Tentunya ekonomi ceria versi saya dimodifikasi sehingga cocok dengan bisnis saya. So, inilah ekonomi ceria versi saya.  



CERIA UNTUK TEAM KERJA

BAGI KEUNTUNGAN. Pada awalnya, bisnis saya jalankan sendiri. Semuanya saya urus sendiri. Apakah berhasil? Tentu, tapi lama kelamaan saya sendiri yang kelelahan dan akhirnya membuang waktu mengurusi semua hal. Semakin lama menjalani bisnis, saya menyadari pentingnya kekuatan sosial. Kita tetap memerlukan orang lain, apalagi jika bisnis semakin berkembang. Di sisi lain, saya merasa belum mampu menggaji orang lain, karena keuntungan yang didapat masih fluktuatif.

Perlu cara lain agar bisnis semakin berkembang, mendapat tenaga kerja yang bisa membantu, namun gaji mengikuti keuntungan. Maka muncullah kata ‘tenaga freelance’. Saya mencari beberapa tenaga kerja berpotensi yang sebenarnya sudah memiliki pekerjaan tetap (red: gaji tetap), tapi memiliki kemauan, waktu dan kemampuan untuk mendapat penghasilan tambahan. Untuk marketing, membantu saya mengantar produk ke pasien, mengambil produk dari supplier, sampai mengantar barang ke kurir pengiriman bagi customer luar kota.

Sebagian besar tenaga kerja potensial itu adalah bagian marketing. Saya menawarkan 'komisi' sebagai upah terhadap mereka. Untuk setiap produk yang dibeli customer yang mereka bawa, mereka mendapat bagian sekian persen. Begitu juga jika customer membeli ulang produk (memang produk yang saya jual adalah barang yang bisa habis). Jadi mereka mendapat komisi berkali-kali. Selain itu, mereka dapat membeli produk saya dengan harga khusus,

Untuk tenaga kerja yang membantu pengantaran barang ataupun mengambil barang dari supplier, saya memberi reward berupa upah per hari, dengan transpor dan uang makan ditanggung. Kadang, ada juga tenaga kerja yang mau dibayar dengan beberapa produk gratis. Tak ada masalah untuk saya asalkan harga produk tersebut masih dalam lingkup upah yang mereka dapat. 

KEJUJURAN. Sebagian besar team marketing adalah teman-teman saya atau customer setia, tapi tetap, hubungan harus dijaga agar profesional. Setiap bulan, saya membuat laporan terperinci kepada mereka mengenai detail pembagian komisi dan dari customer mana saja mereka mendapatnya. Begitu juga dengan harga khusus yang mereka dapatkan. Saya tulis sehingga semuanya terlihat jelas dan transparan. Harga khusus tidak pernah saya naikkan dan komisi tidak saya kurangi. Sebisa mungkin saya usahakan untuk tetap jujur biarpun keuntungan yang didapat lebih sedikit atau ada kerugian (produksi yang gagal dll). Keuntungan adalah hak mereka sesuai dengan perjanjian dan kinerja yang ditunjukkan.

  
CERIA UNTUK CUSTOMER 

TANGGUNG JAWAB. Namanya menjual produk, tentu ada saja 'kecelakaan' yang terjadi. Barang cacat yang terlepas ke pasaran karena kurangnya kontrol, pecahnya barang saat pengiriman, ada saja deh masalahnya. Jika itu terjadi, customer berhak mendapat ganti rugi, entah dengan menukar barang yang mereka dapat, mendapat kembali barang yang pecah dengan harga gratis, sampai mendapat pengembalian uang. Tentu saja kita juga harus menilai customer mana yang berhak mendapat tanggung jawab demikian. Jangan sampai juga kita 'ditipu' oleh customer kita.

MEMEGANG UCAPAN. Ada beberapa variasi dalam produk yang saya jual. Jika customer meminta variasi A, tentu kita memberikan yang variasi A. Katakan dengan jujur jika memang variasi A tidak ada. Jangan memberikan variasi B tanpa mengkonfirmasi lebih dahulu kepada customer. 

Selain itu, jika kita sudah mengatakan akan mengirimkan barang hari ini kepada customer di luar kota, kirimkan hari itu juga, disertai bukti pengiriman. Jika memang tidak bisa mengirim hari itu, katakan terus-terang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproses pesanan. Jangan berbohong karena takut customer akan pergi akibat proses yang lama. Nama baik lebih berharga daripada keuntungan sesaat. 

CERIA UNTUK DIRI SENDIRI

BATASI HUTANG. Biarpun ekonomi ceria, jangan sampai terjadi ‘orang lain ceria, eh .. tapi kitanya yang jadi manyun’. Terkadang ada customer lama saya yang membeli produk dan membayarnya dengan cara transfer. Seminggu, dua minggu … ada saja mereka yang belum membayar. Tentunya ada rasa tidak enak karena saya sudah pernah menagih dan customer ini tetap belum membayar. Jika memang demikian, jangan biarkan orang itu mengambil barang lagi sampai hutangnya dilunasi.   

SELEKTIF. Kerugian bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk waktu dan tenaga. Kita perlu melihat customer mana yang memang serius untuk membeli produk. Ada customer yang hanya senang membuang waktu dengan bertanya yang tidak perlu, dan sering bertanya namun hasil pembelian tidak ada. Ada juga customer yang sudah membuat perjanjian namun tidak datang pada waktu perjanjian. Tidak ada gunanya marah-marah dengan customer demikian, tapi langsung ambil action dan memutus hubungan kerja sampai di situ.

Dari pengalaman pribadi, prinsip ekonomi ceria membuat usaha semakin maju dan berkembang. Kira-kira seperti itu ekonomi ceria versi saya. Ceria untuk saya, ceria untuk team kerja saya, ceria juga untuk customer.

Happy working!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/