Anniversary pertama (2012): lagi jaga 24 jam, dan desperado soal masa depan. Apa selamanya akan jaga 24 jam? Rasanya faktor U makin kerasa dan tubuh semakin remuk.
Anniversary kedua (2013) : berada di seminar PDUI, memikirkan masa depan soal SKP yang harus dipenuhi agar bisa praktek terus sebagai dokter
Anniversary ketiga (2014) : datang ke launching produk Botox dan makan all u can eat tanpa menyadari, sudah 3 tahun menjadi dokter; sampai malamnya membaca status facebook teman seangkatan, dan baru menyadari : "Ya ampun, ternyata hari ini 3 tahun lalu gue disumpah jadi dokter!"
Ok, 3 anniversary dan dari ketiganya, tidak ada yang dirayakan secara gimana gitu. Hanya saja, mengingat perjalanan dan proses selama 3 tahun ini, banyak perubahan yang terjadi! Dan bersyukur banget untuk perubahan-perubahan itu.
Rasa percaya diri. Semakin lama menapaki jalan menjadi dokter, semakin yakin akan kemampuan diri sendiri dan mengubah cara pandang pada diri sendiri. Dari yang tadinya merasa diri tidak ada apa-apanya, diri yang tidak berguna, mulai timbul rasa kebanggan terhadap diri sendiri. Ada satu kebanggaan ketika berhasil memberikan sesuatu kepada orang lain. Ada satu kebanggaan ketika orang puas dengan hasil kerja kita. Dan ada kebanggaan tersendiri ketika kita .. akhirnya … bisa membiayai diri sendiri, mengubah kerja keras kita menjadi suatu reward yang tidak bisa kita biayai waktu kuliah. Pergi travelling melihat dunia, menonton pertunjukkan, makan dan bersosialisasi dengan teman sesuka hati, membeli keperluan tersier ..
Bergeser kearah sanguinis-koleris. Tak tahu bagaimana bisa terjadi, tapi akhir-akhir ini, banyak teman yang sudah lama tidak ketemu bilang saya berubah. Tapi saat ditanya berubah di mana, rasanya tidak tahu. Satu teman dekat bilang, “Keknya elu lebih charming!” Hmm ... napa bisa jadi begitu ya?
Saya rasa perubahan itu bukan karena wajah saya berubah, bentuk tubuh saya berubah, tapi karena sekarang saya lebih ceria, lebih cuek dan dapat menerima kehidupan, tidak memikirkan terlalu ribet mengapa jadi begini jadi begitu, tapi menikmati setiap saat dalam kehidupan. Tidak mikirin secara menjelimet mengapa masalah ini harus terjadi, seharusnya saya begini, tetapi menerima bahwa hidup itu memang pasti ada masalah dan berusaha mencari solusinya dengan cara yang santai. Tidak dipikirkan secara ribet seperti waktu dulu. Kalaupun tidak ada solusi, ya dibawa enjoy aja.
Bisa menerima diri sendiri. Sudah sejak lama saya tidak bisa menerima, mengapa muka begini, mengapa tubuh bentuknya begini, mengapa saya berkepribadian begitu, mengapa saya tidak bisa seperti si A yang begono … tapi semakin terjun di kecantikan, semakin saya melihat … begitu banyak orang memang tidak puas, dan bahkan orang cantik pun selalu merasa punya kekurangan. Di situ saya melihat, mau cantik segimanapun, kalau tidak merasa puas dengan dirinya, tetap image dia terhadap diri sendiri itu tidak cantik. Tapi ada orang sekitar saya, yang biarpun secara fisik tidak ok, tapi ada keceriaan dalam dirinya ditambah rasa percaya dan penerimaan diri, membuat dia tampak charming. Pakaiannya pun tetap bergaya dan modis, tetap berdandan biarpun bentuk tubuh dah wajah jauh dari sempurna.
Dari situ saya banyak belajar. Hal pertama untuk menjadi cantik adalah menerima diri sendiri. Menerima kelebihan dan kekurangan diri, namun tidak stuck pada kekurangan itu. Tak masalah mempercantik diri, asalkan itu tidak membuat kita terobsesi. Dulu saya menjadikan baju longgar, kacamata, dan rambut tidak tertata sebagai tameng karena takut kalau berubah, malah dicela orang. Takut dibilang, "Ngapain dandan gini gitu kalau emang hasilnya tetap saja tidak cantik?"
Tapi sekarang saya tidak mau bersembunyi lagi. Mencari baju yang lebih cocok dengan tubuh saya, membuat gaya berpakaian sendiri, kadang memakai softlens warna saat occasion tertentu, rambut pun dirapikan supaya menjadi lebih tidak awut-awutan, mulai belajar memakai make up dan mencocokkan make up dengan occasion dan gaya berpakaian.
Pasien-pasien yang menyadarkan saya juga. Setiap melihat pasien, saya melihat refleksi diri saya yang merasa insecure. Jadi saya bersama dengan mereka sama-sama belajar membangun rasa secure dari dalam diri. Dan mulai tidak mempedulikan kritik orang lain yang menjatuhkan.
Menikmati hidup. Yup, dulu saya lebih senang ngendon di kamar, membaca buku, mikirin yang ngejelimet sambil memiliki berbagai imajinasi. Sekarang, ada saatnya saya memang ingin sendiri, tapi itu hanya untuk beberapa periode. Sekarang, saya lebih senang keluar dan kumpul-kumpul dengan teman. Jalan-jalan keluar dengan mereka, ngerumpi bareng, sharing, chit-chat ngalor ngidul. Rasanya seperti recharge battery. Bahkan kalau diajak ngumpul, kadang dadakan pun ok asal tidak ada pasien. Salah satu momen terbaik dalam hidup saya sekarang adalah ketika mentertawakan banyak hal bersama teman, makan-makan, karaoke sana sini, pergi ke vila bareng.
Still welcome to the jungle, dalam arti masih buta soal detail masa depan, masih tidak tahu perjalanan ini menuju ke arah mana. Tapi sudah sejak lama saya menyerah untuk menerka dan berasumsi soal masa depan. Banyak hal terbaik dalam hidup datang dari kejadian tak terduga dan kejutan masa depan.
3 tahun lalu, saya tidak menyangka akan berada di posisi dalam saat ini, dan mungkin, 3 tahun ke depan, juga banyak kejadian tak disangka akan terjadi. Yang penting, menikmati setiap saat yang terjadi dan just … enjoy the ride!
Semua baik. Semua baik...... Apa yang Kau tlah perbuat di dalam hidupku.
Semua baik. Semua baik..... Kau jadikan hidupku berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/