Saat merencanakan planning ke Hong Kong, saya diserang rasa takut. Iya, ada
trauma karena tiga tahun sebelumnya pergi ke Cina daratan, kesan yang tertinggal
benar-benar tidak enak. Mengingat Hong Kong adalah bagian dari Cina, saya beranggapan tingkah laku orangnya sama. Apalagi sebelum pergi, banyak stigma yang
mengatakan ini itu (yang akan kita bahas di bawah ini), membuat makin jiper saja saat pergi ke Hongkong.
Pas sampai di sana, ternyata o ternyata ... semua ketakutan dan kejiperan saya tidak menjadi kenyataan. Sudah mempersiapkan diri untuk hal-hal buruk, macam dimaki orang, diseruduk sana sini, pokoknya yang ga enak .. eh ... pas sampai di sana, semuanya malah baik-baik saja. Don't judge something sampai kamu mengalami sendiri rasanya! Itu bener banget. Apalagi pengalaman tiap orang bisa saja berbeda.
Nah, beberapa stigma dari Indonesia mengenai Hong Kong yang terbukti tidak benar berdasarkan pengalaman pribadi saya.
Stigma no #1 : Penduduk Hongkong tidak bisa bahasa Inggris
Kenyataan : Entah saya yang beruntung atau bagaimana, tetapi sebagian besar orang Hongkong yang
saya temui dan ajak berkomunikasi bisa bahasa Inggris. Malah Inggris saya yang terasa pas-pasan dibandingkan dengan mereka. Penjual di toko serba ada, pelayan restoran,
pemilik kedai makan... mereka bisa bahasa Inggris dengan baik.
Tips : Jika ingin membeli sesuatu (terutama beberapa pilihan), cari saja toko dengan tulisan bahasa
Inggris dan ada gambar penunjang. Jadi biarpun pemilik/pelayannya tidak bisa bahasa Inggris, tinggal tunjuk gambar/tulisan. Jika di street market, kalkulator adalah senjata ampuh. Tidak ada
bahasa yang lebih baik dalam perdagangan dimana bahasa merupakan penghalang selain kalkulator.
Stigma no #2 : Penduduk Hongkong jutek
Kenyataan : Mereka jauh lebih baik daripada orang Cina daratan menurut saya
pribadi. Sopan santun masih ada, mau antre, tidak main seradak-seruduk,
pokoknya teratur laa. Bahkan ada satu penduduk
Hongkong yang begituu baiknya. Saat kami tersesat, dia menyempatkan diri
membuka GPS dan menerangkan petunjuk jalan dengan begitu jelas sampai-sampai
kami tidak enak sendiri.
Tips : Asal bisa membawa diri, tidak ada masalah dalam bersosialisasi dengan
orang Hongkong. Sejauh ini orang Hongkong yang saya temui bisa dikatakan baik dan much more better dibandingkan di Cina.
Stigma no #3 : WC di sana jorok
Kenyataan : WC di tempat umum menurut saya termasuk bersih. Beberapa kali
saya menumpang di WC MRT. Orangnya pun tidak membuang ludah sembarangan. O y,
MRT Hongkong super. Untuk transportasi sama sekali tidak ada masalah karena
keterangan dalam bentuk bilingual. Semua jelas, mirip dengan Singapore.
Stigma no #4 : Penduduk Hongkong memandang rendah orang yang berbahasa Cina
Kenyataan : saya rasa bukan karena bahasa Cina nya, tapi karena kelakuan
orang Cina daratan yang memang menurut saya tidak sopan dan tidak tahu aturan. Justru mereka lebih baik kepada orang luar negeri
dibandingkan ke orang yang dari Cina daratan, dan setelah bertemu banyak orang
Cina daratan, saya mengerti mengapa mereka jutek.Tapi
beberapa kali saya mencoba istilah bahasa Cina, dan bagi mereka tidak ada
masalah selama kita masih bisa membawa diri.
Stigma no #5 : Penduduk Hongkong licik, jadi harus hati-hati jangan sampai dikadalin.
Kenyataan : Sejauh yang saya temui, tidak ada ilmu tipu menipu ataupun kelihaian dari orang Hong Kong seperti yang sering saya alami saat dikadalin oleh orang Cina daratan. Misalnya barang ditukar saat sudah jadi beli, dll. Soal harga yang ditinggikan, saya rasa itu wajar di negara manapun. Di situ tinggal adu kepintaran menawar. Cuma tetap, perlu berhati-hati dimanapun kita berada, apalagi di negeri orang.
Jadi, travelling ke Hongkong? Patut dicoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/