Selasa, 08 Maret 2011

Welcome 2 Real Jungle!

Sebenarnya, tantangan sebenarnya dari kuliah kedokteran itu adalah setelahnya. Banyak yang bilang kalo beratnya itu saat pendidikannya, trus setelahnya tinggal pasang stetoskop sana-sini, uang sudah mengalir. Weitzz .. Salah besar! Justru setelahnya bingung setengah mati! Begitu banyak alternatif, tetapi yang mana yang mesti dipilih? Gini neh alternatifnya :

Kerja di perusahaan asuransi atau farmasi

Gambar diunduh dari http://www.clipartguide.com/

Benefit :
  • Keamanan masa depan. Gaji she lumayan (tetapi berkurang karena makan dan transport), tetapi mengingat adanya insentif, THR, kenaikan gaji, dll, jelaslah masa depan bisa dikatakan terjamin.
  • Resiko terkena tuntutan karena profesi dokter 0%, wong gak berpraktek sebagai dokter.
  • Gak perlu keluar uang buat ikut pelatihan ini-itu, toh gak bakal berpraktek sebagai dokter
  • Gak perlu menunggu surat ijin keluar, jadi mendapat penghasilan 4-5 bulan lebih cepat.
 Cost:
  • Ortu kecewa. Sejauh ini, banyak ortu yang bilang (berdasarkan survey dari teman2) : "Disekolahin buat jadi dokter, kok malah jadi kerja kantoran? Trus prakteknya gimana?" Si ortu tidak melihat kalau si anak belum boleh praktek (sebelum dapet surat ijin, n katanya ngurus surat ijin repotnya setengah mati, tenaga, uang, semuanya kudu keluar d) sementara harus memperoleh uang secepatnya (tentu saja, setelah dinyatakan lulus dari fakultas bersangkutan)
  • Ga enaknya, ikutin orang kantor. Jadi pulang pergi kena macet, tua di jalan.
  • Gak punya kesempatan berinteraksi dengan pasien.
  • Kalau suatu saat ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, pasti dipandang sebelah mata.

Dokter klinik 24 jam

Benefit :  
    Gambar diunduh dari http://www.esquire.com/
  • Kerja nyantai (tergantung klinik dan jumlah pasiennya sebenernya), tapi yang pasti gak seberat dan seterikat di perusahaan. Cuma duduk dan nginap tanpa ada pasien pun dibayar (istilahnya uang duduk), terus nanti dihitung berdasarkan pasien yang datang, ataupun ada tindakan yang dilakukan (seperti jahit, membersihkan luka, memasang selang kencing, dll)
  • Penghasilan lumayan untuk kerja senyantai itu (tergantung klinik dan jumlah pasiennya juga seh)
  • Pengalamannya bejibun. Salah satu yang menarik dari menjadi dokter adalah bisa ngobrol dan tetap dibayar. Alias interaksi dengan orang, dan setiap orang memiliki cerita masing-masing. Seru lho mengetahui kehidupan setiap orang! Dokter kan gak cuma mengobati penyakit, tetapi juga mengobati orangnya.
  • Masih bisa nyambi ini-itu, karena jaga klinik gak mungkin 5 hari dalam 24 jam. Bisa teler! Apalagi kalo setiap hari dateng pasien di atas jam 1 malam.
Cost :
  • Ga bakal ada peningkatan gaji, ga ada jaminan ini-itu
  • Jenjang karier sejujurnya agak madesu.

PTT

Gambar diunduh dari http://www.caricatures-ireland.com
Mungkin mirip2 dengan jaga klinik, cuma di 'daerah' (yang pasti di luar Jawa), dan jauh dari lingkungan biasa. Alias kudu adaptasi lagi.
Benefit :  
  • Pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi (yang udah PTT menjadi nilai lebih kalau ingin spesialisasi)
  • Insentif dan jaminan ini-itu she katanya ada (belum tau kondisi medan, soalnya belum mengalami)
Cost :
  • Gajinya bahkan mungkin lebih kecil dari perusahaan, tergantung daerah dan tingkat keterpencilannya. Intinya, mau dapet gaji lebih gede, kudu siap kembali ke kehidupan sebelum ada teknologi (tanpa listrik, air ngadat, apalagi toko dll? Hmm.. Jangan harap). Jangan bilang manja lho, karena kalau mengalami sendiri baru tahu gimana rasanya.
  • Menghadapi medan yang belum dikenal. Salah satu yang paling susah, mungkin budaya yang berbeda. Di sana biasa aja, di sini mungkin dianggap aneh. Begitu pun sebaliknya. Trus peraturan tak tertulis dan pantangan-pantangan. Kudu bisa cepat berbaur. Ada pula cerita 'setelah datang ke sana, ternyata gak dianggap PTT. Jadi kerja biasa gitu.' Kalo gitu, apa bedanya dengan di klinik? Hhh…

Kerja di rumah sakit

Nah, untuk kerja di rumah sakit, banyak syaratnya, seperti sudah ada sertifikat dari pelatihan, ataupun sudah PTT, dll. (yang pasti untuk fresh graduate agak susah untuk dilakukan)

 
Gambar diunduh dari http://www.legaljuice.com/

Langsung spesialisasi

Ini seh alternatif buat yang punya ortu dalam keadaan keuangan yang bagus. Cuma buat gue pribadi she, tujuan hidup bukan hanya menjadi dokter yang sepinter-pinternya atau gelar setinggi-tingginya, tetapi menikmati hidup. Lagipula agak ga enak makai uang ortu terus! Pengen dong bisa menuhin kebutuhan hidup (minimal sendiri, sukur2 bisa bagi ke ortu) pake uang sendiri. Jadi, alternatif ini sebenarnya dicoret dari list pribadi gue.. Kalau memang ada yang mau langsung spesialisasi dengan uang ortu, beasiswa, ato sumber lain ... monggo silakan ...


Alternatif lain :
  • Part time atau freelance, seperti nulis artikel, buku, atau jadi admin di website.
  • IRT - ibu rumah tangga (ini buat cewek-cewek) sambil nunggu dilamar. Sekalipun dokter (yang biasa pegang stetoskop n jarum suntik), kalau di rumah ujung-ujungnya megang pel dan piring. Justru kalau lagi nunggu kaya gini, kemungkinan besar yang jadi IRT ya justru yang lagi nganggur. Itung-itung hemat ongkos pembantu …
  • Observer di fakultas asal. Ini bagi yang udah yakin mau mengambil spesialisasi tertentu. Jadi, mendapat ilmu pengetahuan, praktek, dll. Hanya saja, seperti terkurung di fakultas asal.
  • Jalan-jalan keliling dunia. Hmm .. enak banget neh. Cuma, bayarnya pake apa? Jalan2 kan perlu biaya banyak ..
Bingung kan mau gimana? Jadi, jangan bilang setelah dokter jalan terpentang luas .. Yang benar, jalalnnya banyak tapi sempit semua … Hadoh2!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/