Semula berpikir ke arah, "Hmm, keknya tekanan darah mulai turun ne!" Saatnya olahraga ....
Sehari setelah olahraga ... membaik .. horee .. akhirnya bisa aktivitas seperti biasa ...
Dua hari setelah olahraga ... masih membaik .. tapi sorenya .. y ampun, kok muncul lagi seh? Minumlah obat sakit kepala ...
Tiga hari setelahnya .... sakit kepala muncul lagi ... minum obat ... eh, malah ditambah muntah ... Tadinya niat olahraga, kalau seperti ini seh, jelas tidak sanggup. Tidur deh ujung-ujungnya supaya gak tambah sakit kepalanya.
Apa yang terjadi pada diri saya?
Checking .... .... mulai menscan ... mulai loading sana-sini ..
Dan
Ada satu kata yang menyentak di pikiran saya :
RASA IRI
Mulailah flash back .. dan benar, dalam seminggu ini, ada saja yang saya irikan ...
Iri karena sampai sekarang tidak bisa punya mobil sendiri
Iri dengan teman A karena bisa mempunyai mobil hasil dibelikan ortu
Iri dengan teman yang udah punya klinik sendiri karena ortunya kaya
Iri dengan ini, iri dengan itu ..
Akhirnya karena iri, timbul rasa kecewa dengan hidup ...
Dan .... Itu yang menyebabkan rasa migren saya. Tubuh berusaha menolak pikiran negatif itu, dan hasilnya adalah migren. Tubuh jadi sakit karena pikiran yang sakit!
Untuk bisa sembuh dari sakit kepala, saya perlu menyembuhkan pikiran saya dulu. Tapi obatnya apa? Obat apa untuk rasa iri dan kecewa?
Sejauh ini ... saya temukan hanya 1 obatnya .. dan untung Tuhan memberi clue soal obatnya ..
Obatnya bukanlah senyawa kimia, bukanlah minuman penenang, bukanlah relaksasi
Obatnya bukan berusaha lebih keras supaya hal yang saya irikan bisa terjadi juga pada diri saya ..
Bukan! Obatnya adalah ...
RASA SYUKUR ...
Ya, bersyukur adalah obat paling ampuh (drug of choice) bagi rasa iri dan kecewa ..
Bersyukur saya masih punya pekerjaan..
Bersyukur saya punya tubuh yang sehat dan kaki yang bisa berjalan jadi masih bisa memakai kaki sendiri untuk berjalan ke sana sini
Bersyukur banyak angkot di Bogor sehingga kemana-mana transpornya gampang
Bersyukur punya usaha sendiri yang Tuhan ijinkan
Bersyukur karena punya jam praktek sedikit di klinik sehingga bisa fokus ke usaha sendiri dan bisa melakukan travelling tanpa terbelit waktu kerja (jadi bisa lamaan travellingnya)
Bersyukur karena tidak ada intervensi orang tua dalam buka praktek sendiri sehingga lebih bebas dalam mengaturnya
Bersyukur bisa mencari uang sendiri karena ada kebanggaan dalam setiap jerih payah yang bukan pemberian ortu
Dan masih banyak rasa syukur lain yang tertutup oleh rasa iri ...
Daripada memendam rasa iri dan kecewa, lebih baik kita melihat sekeliling dan menyadari, jauh lebih banyak hal yang bisa kita syukuri daripada hal yang bisa kita irikan ..
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang
(Amsal 14 : 30 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/