Baru kali ini saya memesan tiket 'dadakan' untuk ke Singapore, hanya selang 2 bulan dari tanggal kepergian. Sebenarnya tidak ada rencana untuk pergi ke Singapore tahun 2013. Tapi ada satu magnet di sana yang menarik saya untuk pergi dan hanya bisa pada rentang waktu tertentu.
Ya, magnet itu bernama “Phantom of The Opera” ! Pertunjukkan legendaris itu muncul kembali di Singapore. Karena 7 tahun lalu saya sudah cape-cape berangkat di Singapore hanya untuk menyaksikan gedung pertunjukkan saja (alias tidak menonton karena tiket sudah habis terjual), kali ini saya bertekad bulat untuk menonton.HARUS NONTON DAN TIDAK BOLEH KEHABISAN TIKET!
Awalnya, saya ingin pulang hari, karena tujuannya hanya menonton opera. Lagipula sayang membuang uang untuk akomodasi. Tapi lantas terpikir, pertunjukkan saya ambil malam, keluar sekitar jam 11.00. Masih sempat kekejar ke bandara ga y pakai MRT, secara MRT Singapore berhenti jam 12.00 ? Jangan-jangan malah saya ketinggalan pesawat dan harus membuang uang untuk membeli tiket pesawat selanjutnya?
Pertimbangan lain : Udah jauh-jauh, kenapa gak sekalian main? Apalagi banyak atraksi baru yang belum saya lihat dibandingkan dengan terakhir kali saya pergi (September 2011).
Ok, jadi 2 hari di Singapore. 1 hari khusus untuk opera, dan 1 hari lagi khusus jalan-jalan.
Hari opera saya tulis khusus, tentunya karena pecinta opera adalah kelompok khusus. Tidak semua orang bisa menikmati opera. Contoh terdekat adalah adik saya. Menonton Frozen, film Disney yang baru-baru ini keluar, dia bilang, “Ke sana nyanyi, ke sini nyanyi. Dikit-dikit nyanyi. Cape deh.” Apalagi menonton opera dengan tutur kata yang lebih rumit dan permainan nada yang fluktuatif?
Ok, inilah atraksi baru yang saya kunjungi sewaktu berada di Singapore Agustus 2013 :
Garden By The Bay
Singapore memang sangat pintar mengelola yang biasa menjadi luar biasa. Garden by The Bay adalah wahana terbaru dari Singapore. Secara kasarnya Garden by The Bay adalah Kebun Raksasa dan Rumah Kaca Raksasa. Di area yang sangat luas itu, ada berbagai macam taman dari seluruh dunia yang bisa dinikmati secara gratis (asal kuat saja jalan kaki mengitarinya). Taman India, Taman Mediterania, Taman Asia, buanyaak banget d pokoknya. Ada shuttle busnya juga, tetapi berbayar dan berhenti hanya di tempat tertentu. Karena saya termasuk dalam acara ‘jalan-jalan hemat dan tidak terencana’, maka menghemat setiap sen uang yang dikeluarkan.Selain gratisan, ada 2 kubah besar dimana kita harus bayar 28 SGD untuk masuk, tapi menurut saya, harus masuk ke tempat itu biarpun harus bayar. Worth it laa …
Dua kubah raksasa seperti kebun kaca raksasa itu memiliki nama, tapi saya memanggilnya dengan julukan Garden Dome dan Tropical Dome. Simple saja, karena yang satu penuh berisi bunga dari berbagai penjuru dunia, sementara satu lagi seperti hutan tropis lengkap dengan air terjun buatan dan segala macam pernik tumbuhan dari daerah tropis.
Flower Dome. Seratus jenis taman di dalam rumah kaca raksasa. Bunganya sama saja dengan Taman Bunga Nusantara Indo, malah lebih bervariasi Indo, tapi sekali lagi, tata cara penataannya benar-benar memukau. Serasa berada di dalam film dengan setting yang memukau. Bedanya dengan taman-taman di luar, di sini lebih banyak bunga-bunganya, dengan suhu yang sangat adem. Ada musik pengiring juga untuk masing-masing taman sesuai dengan jenisnya. Misalnya neh, taman Timur Tengah diiringi musik Seribu Satu Malam.
Flower Dome (secara garis besar) |
Taman Kaktus |
Taman Zen |
Taman Indonesia |
Leaves Canopy |
Tropical Dome. Kalau masuk ke dome yang satu ini, seakan berada di dalam hutan yang tertata baik. Baru masuk saja, sudah ada masterpiece berupa air terjun buatan setinggi hampir 3 meter. Wowww tingkat tinggi … Air terjun di dalam rumah kaca raksasa. Hebatnya Singapore, tidak ada air terjun alam di tempat dia, maka dia membangun air terjun tersebut. Persis dengan ungkapan, “ Jika Anda tidak bisa menemukannya, maka Anda dapat membangunnya.” Dan air terjun ini sangat alami dengan tumbuhan yang mengelilinginya. Ditambah lagi, untuk sampai ke air terjun ini, tidak perlu mengarungi tanah becek dan tangga curam.
The Falls : Air Terjun Tropical Dome |
Lantai Dasar Tropical Dome : Tebing Bunga |
Di balik air terjun itu, ada bangunan setinggi 7 tingkat. Disarankan untuk menelusuri dari atas sampai bawah dan di tiap tingkat ada keunikannya sendiri. Ada juga berjalan di atas jalan besi untuk turun dari tiap tingkat, tapi bagi orang yang takut ketinggian (termasuk saya), mengerikan sekali lho!
Lantai 8 Tropical Dome : Taman Tropis |
Walking in The Cloud, alternatif naik turun Tropical Dome selain lift |
Lantai 3 Tropical Dome : Stalaktit Section |
Museum Art and Science Singapore
Museum ini berada di dekat mall Maria Bay Sands, dan untuk masuk bisa dari mall tersebut. Ada kok papan petunjuknya saat langsung keluar dari MRT Bayfront yang bersinggungan langsung dengan salah satu mall termewah di Singapore ini.Saat masuk, ternyata pamerannya berganti-ganti. Saat itu, sedang ada pameran mengenai Mummy. Yeah, Mummy come to Singapore dan bisa kita lihat dengan biaya masuk 15 SGD.
Pertama kali, kita diajak berfoto dengan atribut Mesir, mulai dari topi, tongkat, backgroundnya, dan tentunya untuk menebus foto kita kudu bayar. Setelah itu, kita diajak menonton mengenai Mummy secara 3 dimensi. Dikupas mengenai mumi dari luar sampai ke tulangnya di film. Mulai dari apa yang tertulis di petinya, makna petinya, siapa namanya, apa posisinya dalam kerajaan Mesir, bagaimana kematiannya, bagaimana proses pemumiannya, kesalahan dalam proses pemumian (termasuk ada ‘topi’ di kepalanya karena lempung yang menempel secara tidak sengaja).
N kerennya, ternyata mummy yang 'dikupas' dalam film itu didisplay langsung setelah pertunjukkan Pinternya Singapore, mereka memakai teknologi untuk membuat suatu barang sejarah menjadi begitu menarik, seakan kita ada di jaman itu dan menonton latar belakagnya yang membuat kita ‘jatuh cinta’ dengan barang sejarah itu. Dan apa yang dipertunjukkan bukanlah sekedar dongeng, karena bukti barang yang menjadi focus pertunjukkan jelas-jelas ada.
Di sini, mereka sangat menghargai barang sejarah. No photo allowed here. Yeah, sementara di Indonesia foto diperbolehkan di museum yang tidak dihargai pemerintah, sampai-sampai ada 4 barang peninggalan sejarah dari emas asli bisa ‘hilang’ begitu saja karena kurangnya kepedulian dan keamanan dalam museum.
Marine Museum Singapore
Marine Museum Singapore berada di Santosa Island, dalam bangunan yang sama dengan SEA Aquarium. Di sini, sebagian besar barang display diambil dari bumi Indonesia. Ada pertunjukkan 4D yang membuat kita merasakan bagaimana rasanya naik kapal yang sedang mengalami badai dan akhirnya tenggelam dalam laut. Ya, sama seperti Mummy, ternyata setelah film kita ditunjukkan bukti otentik bahwa film itu adalah sejarah, bukan dongeng. Ada kapal karam satu bulat utuh yang dimasukkan ke dalam aquarium. Yup, Anda tidak salah baca! Satu perahu karam utuh ..Perahu Karam : Masterpiece SEA Aquarium n Marine Museum |
Yang membuat miris adalah asal perahu itu. Ya, perahu itu diangkut dari perairan Bangka- Belitung! Orang Indonesia jauh-jauh ke Singapore untuk menonton barang dari Indonesia yang sudah dikemas ulang, dan kita harus membayar mahal untuk itu.
Jika pemerintah Indonesia tidak begitu cuek untuk membiarkan barang sejarah kita diambil, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara terhebat dalam pariwisata karena semua yang unik-unik ada di Indonesia. Miris rasanya saya mengeluarkan uang 28 SGD untuk pemerintah Singapore karena barang yang diambil dari Indonesia.
SEA Aquarium
Ya, tadinya saya malas masuk ke sini, karena rasanya seperti masuk ke Sea World. Harganya 33 SGD. Tapi ingin tahu juga bagaimana kemasan Sea World Singapore. Secara umum biasa, tapi ada saatnya saya berjalan di atas akuarium dengan ikan berenang di bawah kaki saya, atau saya masuk ke ruang ‘bioskop ‘yang begitu luas dimana 1 akuarium begitu besar terpampang di depan mata saya dan saya seperti berada di dalam perahu selam. Seakan saya berada di dalam laut, bukan di bangunan yang memuat akuarium raksasa.4D Journey
Yang ini bermain seru-seruan. Di Santosa Island, naiklah monorel sampai ke stasiun … . Dia berada di dekat pantai. Saat saya datang, ada 3 film yang main, dan saya langsung membayar untuk ke 3-3 nya, sebesar 28 SGD. Saat Agustus 2013, 3 film itu adalah Journey to The Earth, Gelondongan, dan Bermain Koboi-koboianJourney to The Earth, Kita menjadi salah satu peserta perjalananan itu. Mulai dari masuk ke dalam telur dinosaurus (terasa basahnya.. iuhhh... ), terkena sodokan trisula, lipan yang berjalan di kaki. Semua terasa efeknya. Tentunya ditambah semprotan air dan guncangan di sana sini. Efek akhir adalah tenggelam di laut dengan buble-buble yang muncul di seluruh penjuru bioskop.
Gelondongan. Di sini, kita diajak untuk masuk ke dalam ruang bioskop yang sudah dikemas dengan 6/9 mobil. Di dalam 1 mobil bisa duduk 4 orang. Ok, mulai ada firasat buruk bakal seperti roller coaster neh. Mulailah pertunjukkan. Kali ini kita menjadi gelondongan kayu yang siap dijalankan dari pabrik, tapi ternyata melenceng dan harus melewati air terjun, jatoh dari tebing, berkeliaran di saluran gua, dll. Jauh lebih menegangkan yang ini dibandingkan Journey. Tapi jauh lebih ringan dibandingkan roller coaster, karena guncangannya tidak parah-parah amat dan saya tidak merasakan sensasi seperti jatuh atau bakal terlempar dari luar kursi.
Bermain Koboi-koboian. Ok, kali ini saya seperti anak kecil. Masuk ke ruang dimana ada pelana dan tubuh kuda dan, jadilah saya koboi yang mengjear penjahat. Dilengkapi juga dengan pistol untuk menembak layar. Saya seperti berada di Timezone tapi jauh lebih keren karena saya melakukannya sambil naik di atas ‘kuda’ dan terasa real.
Tadinya saya mau ke Adventure Water Park (wahana water park terbaru di Singapore), tapi sayang, waktu tidak mencukupi. Next time jika saya ke Singapore lagi, wahana itu akan menjadi sesuatu yang tidak boleh terlewatkan oleh saya.
Happy travelling!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/