Senin, 10 Juli 2017

Ketika Harus Mengurus Paspor yang Hilang di Negeri Orang … Cialat!!!

Paspor diibaratkan sebagai buku nyawa ketika kita berada di luar negeri. Uang, handphone, tas boleh hilang, tapi kalau sampai paspor hilang … habis sudah! Yang pernah mengalami pasti merasakan bingungnya dan tidak tahu harus bagaimana jika sampai buku nyawa itu hilang. Bagaimana tidak? Di luar negeri, paspor diperlukan untuk segala macam urusan, seperti KTP di Indonesia. Selain untuk keluar masuk pesawat, untuk check in hotel, masuk beberapa tempat wisata, dll. Rasanya sial banget kalau sampai hilang.

Nah, kejadian hilang paspor ini  baru kami alami dua bulan lalu, saat travelling ke Kamboja. Tepatnya ke Phnom Penh, ibukota Kamboja.  Sebenarnya teman saya yang kehilangan paspor, tapi kita sebagai teman yang ikut travelling bareng  merasakan juga ribet dan sengsaranya mengurus paspor hilang itu. 

Pencegahan agar Tidak Hilang

Nah, supaya paspor tidak hilang, ada baiknya urusan paspor ini kita persiapkan khusus. Siapkan cara agar kemungkinan hilang paspor 0 persen alias minim sekali. Ibaratnya kalau kita meninggal, baru nih paspor bisa diambil dari kita. Bagaimana caranya?

Meletakkan paspor di safe deposit box hotel dan bawa fotokopiannya bersama kita. 

Sebagian orang memilih cara seperti ini, dengan alasan meletakkan di safe deposit tidak akan dibawa lari paspornya oleh orang ketika sedang jalan-jalan. Cuma kadang ada yang takut paspornya diambil oleh petugas hotel. Ada sanggahan lagi, ngapain paspor dicuri di hotel? Kalaupun sampai dicuri, kan ketahuan pelakunya pasti dari hotel?

Sejujurnya, saya sendiri tidak pernah menaruh barang apa-apa di safe deposit box hotel. Karena tingkat parno yang tinggi dan tidak percaya orang, saya lebih memilih membawa semua barang berharga saya atau menyimpannya di koper yang sudah digembok secara kombinasi angka. Tentu penyimpanannya juga saya selipkan di tempat yang tidak terduga, jadi kalau sampai koper dibuka secara paksa, mereka tidak mungkin menemukan barang berharga kalau tidak mencari secara detail.

Menempelkan paspor di badan. 

Jangan diartikan secara harafiah menempel di badan. Maksudnya adalah memakai tas pinggang dimana paspor disimpan di dalamnya, beserta kartu identitas lain (KTP, SIM, dsb), kartu kredit atau debit yang bernilai besar, kartu asuransi, dan sejumlah uang cadangan. Tas pinggang ini diselipkan di balik baju, jadi orang tidak bisa merogohnya atau menjambretnya.

Cara ini memang paling aman, kecuali tas pinggang merosot dari pinggang dan terjatuh. Cara untuk mengakali supaya tidak merosot adalah memakai celana alih-alih rok untuk wanita dan mengikatkannya sangat erat, mungkin dibantu peniti. Repotnya cara ini, kita harus ke WC dulu jika ada pemeriksaan paspor.

Sewaktu di Kamboja, saya sampai tiga kali bolak-balik ke WC di sebuah hotel saat check in karena mereka meminta paspor, surat teman saya yang hilang (saya masukkan juga ke dalam tas pinggang), dan kartu debit yang dipakai untuk pembayaran (sebelumnya galau bayar pakai uang tunai atau kartu). Bilangnya itu tidak dalam waktu bersamaan. Jadilah saya seperti setrikaan karena dalam waktu singkat bolak-balik untuk mengambil yang diperlukan. Tak mungkin kan saya membuka baju untuk merogoh tas pinggang di depan umum? 

Kalau sudah Hilang, Harus Ngapain?


Namanya kejadian sial, kalau memang sudah nasibnya hilang, bagaimana kita bisa mencegah? Kalau sampai tidak bisa dicegah, tentunya kita cari cara agar mendapatkan paspor pengganti. Setidaknya bisa balik ke Indonesia.

"Jika memungkinkan, cari paspor sampai ketemu" 


Luangkan waktu beberapa jam biarpun ribet. Percayalah, lebih ribet mengurus paspor yang hilang daripada mencari paspor asli. Mungkin jika terjatuh, bisa ditanyakan di kantor polisi terdekat atau lokasi dimana jatuh (jika ingat).  Beruntung kalau paspor yang hilang itu ditemukan kembali. 

Kemungkinan di Negara maju seperti Jepang, Korea, Hongkong, dan Amerika, paspor hilang bisa kembali ke tangan kita. Kalau negara berkembang, perlu mukjizat ataupun keberuntungan yang cukup tinggi. Jika kejadiaannya seperti teman saya, dijambret, kemungkinan paspor ketemu sangat amat mustahil. Kecuali pencopetnya berbaik hati mengantarkan paspor utuh ke hotel tempat saya menginap. Dan itu rasanya amat sangat tidak mungkin.

Jadi, kalau tuh paspor sudah 0 persen ketemu, yang pertama harus dilakukan adalah :

1. Cari kantor polisi terdekat dan buat surat keterangan kepolisian tentang paspor hilang.

Jangan langsung ke Kedutaan, karena pasti disuruh juga untuk buat surat keterangan dan malah buang waktu dan tenaga. Harus bolak balik antara kantor polisi dan kedutaan.  Kalau memang tersesat di Negara antah berantah dimana penduduknya tidak bisa bahasa Inggris, tetap paksakan untuk membuat surat laporan. Waktu di Phnom Penh, untungnya polisi berinisiatif memanggil tukang tuk-tuk yang lumayan bisa berbahasa Inggris. Biarpun polisinya tidak bisa bahasa Inggris, dengan bantuan tukang tuk-tuk tersebut surat laporan bisa dibuat juga.   

Surat laporan sangat berguna untuk mendapat paspor pengganti ketika di Indonesia dan untuk mendapat SPLP dari kedutaan (mengenai apa itu SPLP dan keterangannya akan dijelaskan di no 2).
Surat laporan di Kamboja keluar dalam aksara Sansekerta, yang sama sekali kami tidak mengerti. Yang pasti intinya yang hilang apa aja, dimana, jam berapa, tanggal berapa, gimana kronologis kejadiannya. Peduli amat gak ngerti, yang penting surat keterangan sudah keluar. Jangan lupa surat keterangan ini difotokopi buat berjaga-jaga. 3-4 x fotokopi sudah cukup. Jangan pelit dengan fotokopi, karena lebih baik berlebih daripada rempong nyari tempat fotokopi di negara yang kita tidak kenal lingkugnannya dan bahasanya.

2. Siapkan dokumen yang diperlukan untuk membuat SPLP

SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor).  adalah surat pengganti paspor dan hanya bisa digunakan untuk kembali ke Indonesia dari negara yang dituju. Ke KBRI juga tidak bisa sembarang datang lalu meminta SPLP. Perlu ada dokumen-dokumen pendukung yang agak ribet,seperti : 
  • Fotokopi Akte Lahir / KTP
  • Fotokopi Kartu Keluarga
  • Pasfoto ukuran 3x4 2 buah (soal pasfoto mungkin bisa googling lagi, saya agak lupa)
  • Surat Keterangan Kepolisian soal Paspor Hilang

Nah, gak mungkin kan ke luar negeri sampai membawa fotokopi akte lahir atau kartu keluarga? Bisa diakali kok dengan meminta bantuan keluarga di Indonesia dan hp/internet. Sewaktu paspor hilang, saya meminta keluarga teman saya smemfoto akte lahir, KK dan KTP lama dia (KTP baru juga hilang di dalam tas yang dijambret). Dikirim lewat whatsapp, lalu di Phnom Penh saya mencari tempat printing. Jadi gambar di Hp tinggal diprint dan ternyata bisa dipakai sebagai dokumen penunjang.

O ya, tidak bisa membawa dokumen hanya dalam bentuk gambar di hp. Harus ada bukti di kertas alias harus diprint. Padahal memang lebih praktis membawa dalam bentuk gambar di hp. Gambar agak buram sedikit gpp, yang penting ada bukti kalau kita orang Indonesia.

3. Dokumen pendukung sudah lengkap, baru pergi ke KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) minta SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor).

Rencana awal kami adalah travelling Kamboja-Thailand-Indonesia. Dengan hilangnya paspor ini, travelling ke Thailand tidak bisa tembus hanya dengan SPLP. Namun berkunjung ke kota lain, selama masih di Kamboja, ok. Jadi waktu itu kami hilang paspor di Phnom Penh, tapi masih bisa pergi ke Siem Reap. Dari Siem Reap baru beli tiket pulang ke Indonesia.

Ada biaya juga untuk membuat SPLP. Kalau tidak salah USD 15 di Phnom Penh.

Harap diperhatikan, untuk yang connecting flight, sebisa mungkin jangan keluar dari imigrasi di tempat transit. Soalnya takut gak bisa masuk lagi atau tidak bisa keluar. Jadi beli tiket pesawat lanjutan (jika tidak ada penerbangan langsung) di satu maskapai yang sama, jangan ganti pesawat.

4. Ke imigrasi minta exit permit

Setelah beres dari KBRI, belum berarti perjuangan selesai. Kita harus membawa SPLP nya ke imigrasi Kamboja supaya mendapat persetujuan imigrasi untuk bisa keluar. Di sini katanya bisa selesai 1-3 hari, namun saya sudah bilang kalau bisa cepat saja. Gak masalah bayar leibh mahal, karena memang sudah telat dari jadwal, dan kalau sampai 1-3 hari, keluar uang lagi untuk biaya hotel dan kebutuhan sehari-hari. Biaya membuat exit permit saat di imigrasi Kamboja sekitar 40-60 USD.

5. Tinggal beli tiket pulang dan showing off di bandara sambil harap-harap cemas. 

Nomor telepon orang KBRI sebaiknya disimpan sampai di Indonesia. Kalau ada apa-apa, kita bisa meminta mereka yang menjelaskan kepada orang asing (petugas bandara dll) soal kejadian yang kita alami. Apalagi buat negara yang penduduknya kurang bisa berbahasa Inggris. 


Fuuh .. ketika sampai di Indonesia, barulah bisa merasa lega. Masalah hilang paspor ini ribet dan mempengaruhi keseluruhan traveling. Jadi gak enjoy bawaannya, kepikiran, dan keluar uang yang cukup banyak untuk sana sini. Pengeluaran teman saya meliputi tiket pulang yang harus beli lagi, biaya di imigrasi, biaya di KBRI, biaya sewa transpor kesana kemari, biaya fotokopi dan printing, biaya cetak foto, dll. Belum lagi kerugian lain karena tiket pesawat yang sudah ia pesan hangus, hotel yang sudah dipesan tidak bisa ditempati, gak bisa pergi ke tempat wisata, rasa kuatir dan takut yang bisa bikin pendek umur, dll. Teman saya yang hilang paspor pun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit saat di Indo untuk membuat paspor baru.  

Jadi, moto yang tepat untuk kejadian hilang paspor ini adalah lebih baik benar-benar mencegah daripada pusing tujuh keliling mengurus SPLP.

 Selalu waspada dimanapun kita berada, baik negara sendiri maupun negara orang. Orang jahat ada di mana saja, yang menentukan adalah kesiagaan kita dan sikap awas kita untuk mencegah mereka berbuat jahat.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/