Senin, 23 Februari 2015

Waiting Faithfully (The Power of Waiting on God part 2)

Ketika berada di lembah kekelaman, kita paling banyak belajar. Mengapa? Karena di dalam lembah kekelaman lah kita berusaha mencari Tuhan paling banyak. Kalau lagi senang mah, biasanya bilang, "God, thank you" .. trus cabut ke sana sini ... paling mencari Tuhan itu hanya pada waktu malam sebelum tidur or waktu senggang. Tapi ketika berada dalam lembah kekelaman, sepanjang waktu nyari Tuhan. Bertanya rencana Tuhan, minta petunjuk-Nya, menyerahkan diri ke Tuhan, meminta penguatan, dll.

Yup, saat ini saya lagi berada dalam lembah kekelaman (lagi). Memang orang melankolis itu sering berada dalam lembah kekelaman. Bukan karena masalahnya (toh orang hidup pasti ada aja masalah), tapi setiap masalah terlalu dioverthinking. Tapi lembah kekelaman ini, dalam skala 1-10, berada dalam level 7. Lumayan berat, soalnya sampai berpengaruh ke fisik. Saya jadi malas makan, gak mau makan, tiap makan pasti mual, lemes terus bawaannya, dan tangan kaki selalu terasa dingin. Mungkin darahnya lagi mengaliri hati saya yang sakit supaya bisa tetap hidup.

Namun, kelebihan dari lembah kekelaman adalah banyaknya pelajaran yang bisa didapat, lebih daripada ketika berada di lembah bunga bakung (red : kegembiraan). Entah karena memang lebih banyak pelajaran, atau lebih sadar akan pelajaran saat dalam lembah kekelaman. Anyway, beberapa pointnya ingin saya bagikan di sini. Semoga jika di masa depan menghadapi masalah yang sama lagi, saya tidak terjatuh ke lubang yang sama dua kali.  

Berhenti wandering mencari cowok

"Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta  sebelum diingininya!" 
( Kidung Agung 2 :7)
 
Iya, dalam beberapa bulan terakhir ini saya menjadi aktif soal cowok. Tahun lalu saya crush cuma sama 1 cowok dan itu agak lama, crushnya juga biasa aja. Tapi tahun ini, baru 2 bulan berjalan, sudah ada 2 cowok lain yang menarik perhatian saya. Dan begonya, saya pedekate secara terselubung terhadap satu co. Awalnya memang gak ada maksud pedekate. Tapi makin lama, jadi ketergantungan. Malah jadi makin crush setelah kenal.

Ya ampun, pas nulis ini saya jadi malu. Karena biasanya saya jarang menghubungi seorang cowok kalau tidak perlu. Gengsi banget pedekate duluan. Saya juga menganggap rendah cewek yang pedekate duluan. Ada beberapa cowok yang mencoba mengenal saya tahun-tahun lalu, tapi selalu ditanggapi dengan dingin karena omongan gak menarik. 

Tapi kali ini, saya kemakan omongan sendiri. Gengsinya udah dibuang ke laut. Untungnya cowok yang dipedekate ini menanggapi dengan baik biarpun dia memang cuma menganggap saya teman biasa. Jadi merasa bersalah dengan cowok yang udah saya tanggapi dengan dingin. Yang ini aja, yang ditanggapi dengan baik, rasanya capek dan takut salah, apalagi kalau ditanggapi dengan dingin?


Berhenti menyakiti my future husband
"Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya."
(Amsal 31 : 12)
Iya, kalau saya bayangin my future husband lagi kejar cewek sana sini saat sekarang, biarpun belum ketemu dengan saya, rasanya sakit hati. Dan itu juga pasti terjadi pada my future husband saat saya lagi melakukan hal yang sama kan? Saya tidak mau menyakiti hati orang yang akan menjadi orang terdekat saya dengan membagi hati ke sana sini. Biarpun rasanya hati saya mungkin sudah jadi serpihan dan tidak utuh, tapi saya tidak mau membuatnya menjadi lebih serpihan lagi. Saya juga bikin komitmen sama diri sendiri untuk :
  • Tidak nonton berduaan ama cowok, biarpun tuh cowok beneran cuma teman biasa
  • Menghindari kontak fisik sama cowok. Gak maen peluk-pelukan sama cowok biarpun cuma iseng, gak merangkul co or bergandengan tangan.
  • Gak ekspresif terhadap cowok. Namanya cewek dan manusia, kadang saya bisa sangat ekspresif terhadap cowok yang saya anggap ok. Kadang malah dibilang seperti mengejar.




Berhenti mencari kepuasan hati di luar Tuhan, alias fokus pada Tuhan. 

"Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."
(Mazmur 23 :1)
Saya diingatkan lagi sama Tuhan, kalau memang saya sudah siap dan sudah waktunya, pasti Tuhan akan membawa seorang co ke hadapan saya. Dan bukan sembarang co. Co yang sudah diseleksi dan dipilih Tuhan. Seorang co yang terbaik untuk saya. Tugas saya bukanlah cari sapa tuh co, tapi dekat sama Tuhan dan belajar banyak untuk menjadi seorang penolong. Jangan sampai saya bikin malu Tuhan karena co yang Tuhan bawa menganggap saya sebagai curse, not a blessing.


Kadang ketakutan masih melanda. Takut gak nikah, takut co yang saya suka diambil orang lain, takut gak dapat co sebaik dia, tapi saat ini saya mau katakan ... semua itu bull shit. Jika memang Tuhan memberimu sesuatu, Dia baik. Tapi ketika Tuhan tidak memberimu sesuatu, itu juga karena kebaikan-Nya. Dia sedang melindungi kita atau sedang mempersiapkan yang jauh lebih baik lagi. Saya selalu berkata TIDAK nya Tuhan adalah YA untuk sesuatu yang jauh lebih baik.

"Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan." 
(Amsal 31 : 26)

Masih dalam tahap terus belajar, karena melakukan tiga hal di atas kadang masih susah banget. Masih suka jatuh bangun. Itu perjuangan setiap hari. Tapi kasih karunia Tuhan dan anugrahnya menguatkan saya sampai hari ini. Kalau 6 tahun lalu aja bisa berjuang selama 6 bulan untuk menghadapi patah hati dengan kasus yang lebih berat, kenapa sekarang gak bisa?

Terakhir, saya mau kutip satu puisi dari buku When God Writes Your Love Story. Ya, dari dulu sudah melihat buku ini, tapi baru ngerasa perlu sekarang. Setelah saya mencoba menulis kisah cinta saya sendiri dan gatot. Biarpun bukunya belum sampe, tapi ada satu puisi yang saya ambil dari google, yang membuat saya benar-benar tertohok. 

In this world of cheap romance
And love that only fades after the dance
They say that I'm a fool to wait for something more
How can I really love someone I've never seen before?

But I have longed for true love every day that I have lived
And I know real love is all about learning how to give
So I pray that God will bring you to me, 
And I pray you'll find me waiting faithfully

Yup, saya mau waiting faithfully. Bukan waiting sambil mata dan hati ngelirik ke sana kemari, tangan sibuk chat ke sana kemari sama co, tapi duduk diam. Berdoa mencari kehendak Tuhan, menunggu dengan sabar dan dengan iman. Fighting!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

C'mon! I ' m waiting your response ... /(^o^)/ /(^o^)/ /(^o^)/